Seputar UTBK,SNAMPTN, dan SBMPTN 2020 yg Perlu di Antisipasi
Konten [Tampil]
Walau masih tahun depan, tapi sudah banyak isu yang beredar seputar UTBK, SNMPTN, dan SBMPTN 2020. Mulai dari wacana yang dilempar berbagai pihak mengenai perubahan aturan main SNMPTN dan SBMPTN usul penyelenggaraan UTBK yang lebih awal, hingga prediksi soal seleksi PTN tahun depan. Informasi ini penting untuk diketahui kamu yang berencana kuliah di PTN. Biar kamu nggak cuma tahu isu yang beredar, tapi juga faktanya serta hal yang penting untuk terus di-update.
1. Penyelenggaraan UTBK dimajukan.
Ada kabar yang menyebutkan bahwa kemungkinan UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) yang diselenggarakan LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri) akan dimajukan. Dimulai tahun 2019 hingga tahun 2020.
Faktanya:
Belum ada pernyataan resmi tentang kapan digelarnya UTBK. UTBK 2019 lalu digelar dua gelombang yakni pertama 13 April hingga 4 Mei 2019 dan gelombang kedua yakni 5 Mei hingga 26 Mei 2019.
Yang bisa kamu lakukan:
Bagi kamu yang ikutan SBMPTN 2020, perlu terus update informasi mengenai jadwal. Tentunya informasi yang resmi dari LTMPT atau Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang bisa kamu cek di Youthmanual.
2. SNMPTN ditiadakan
Penyelenggaraan SNMPTN mendapatkan beberapa kritik, seperti seleksi yang tidak transparan dan dinilai kurang efektif. Muncul pula wacana penghapusan SNMPTN. Pihak yang mendukung wacana penghapusan SNMPTN antara lain Ikatan Guru Indonesia seperti yang dikutip dari pernyataan mereka kepada Suara Pembaruan (25/6/2019), “IGI sangat setuju SNMPTN dihapuskan. Kami sudah membahas itu sejak pertama kali zonasi diberlakukan, karena 2020 nanti produk zonasi sudah waktunya masuk perguruan tinggi,” ungkap Ramli, ketua IGI.
Menteri Pendidikan Bapak Muhadjir Effendi juga sempat menyoroti aturan main SNMPTN yang menetapkan kuota berdasarkan akreditasi sekolah. Menurut beliau, jangan sampai yang berpeluang besar hanya siswa dari sekolah favorit. Padahal saat ini pemilihan sekolah berdasarkan sistem zonasi.
Faktanya:
* Belum ada rencana dari Kemenristekdikti untuk menghapus SNMPTN
* Dari tahun ke tahun kuota SNMPTN berkurang, hingga pada 2019 lalu menjadi hanya minimal 20 persen dari keseluruhan.
Yang bisa kamu lakukan:
Pantau terus kebijakan SNMPTN, sehingga kamu tahu seandainya ada perubahan aturan main. Trus, karena kuota SNMPTN relatif kecil, kamu yang berniat menempuh jalur ini mesti memiliki prestasi yang gemilang. Selain mempertahankan nilai rapor, kamu juga bisa ikut serta dalam berbagai lomba.
3. Bakal nggak ada lagi lintas jurusan di SNMPTN dan SBMPTN 2019
Tentunya, ada pro dan kontra soal lintas jurusan di SNMPTN dan SBMPTN. Sehingga muncul opini bahwa seharusnya nggak ada lagi lintas jurusan pada SNMPTN dan SBMPTN.
Faktanya:
* Pada penyelenggaraan SNMPTN tahun lalu, pihak Kemenristekdikti dan panitia penyelenggara menganjurkan untuk tidak lintas jurusan. Soalnya 'kan, penilaian SNMPTN sebagian besar dari performa akademik selama SMA/Sederajat, sehingga semestinya prodi yang diambil nyambung dengan prestasi tersebut.
* Pada SNMPTN, aturan lintas jurusan berbeda beda di tiap PTN dan prodi. Di SNMPTN Universitas Indonesia, semua prodi Saintek nggak bisa diambil anak IPS/Bahasa/SMK. Namun prodi Soshum bisa diambil anak IPA.
* Di SBMPTN relatif bebas untuk lintas jurusan, kecual pada beberapa jurusan. Misalnya, Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia nggak bisa diambil lulusan selain IPA.
* Untuk mengambil prodi Saintek di SBMPTN kamu perlu ikut UTBK Saintek sedangkan prodi Soshum harus mengikuti UTBK Soshum.
Yang bisa kamu lakukan:
* Sebaiknya nggak lintas jurusan pada SNMPTN
* Cek ketentuan apakah prodi yang kamu inginkan bisa lintas jurusan di SBMPTN
* Pilih jenis UTBK yang sesuai dengan rumpun yang ingin diambil (Saintek, Soshum, atau keduanya). Harus diputuskan dari sekarang, mengingat bahwa kamu harus mempersiapkan diri dari sekarang.
4. Perguruan tinggi yang sulit ditembus pada SBMPTN 2020
A. Saintek
1. Institut Teknologi Bandung
rata-rata skor diterima: 689.75
2. Universitas Indonesia
rata-rata skor diterima: 679.96
3. Universitas Gadjah Mada
rata-rata skor diterima: 659.06
4. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
rata-rata skor diterima: 653.13
5. Universitas Padjadjaran
rata-rata skor diterima: 634.06
6. Universitas Diponegoro
rata-rata skor diterima: 633.25
7. Universitas Airlangga
rata-rata skor diterima: 632.05
8. Institut Pertanian Bogor
rata-rata skor diterima: 627.98
9. Universitas Sebelas Maret
rata-rata skor diterima: 626.20
10. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
rata-rata skor diterima: 621.61
B. (Soshum)
1. Universitas Indonesia
rata-rata skor diterima: 662.83
2. Institut Teknologi Bandung
rata-rata skor diterima: 662.64
3. Universitas Gadjah Mada
rata-rata skor diterima: 659.91
4. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
rata-rata skor diterima: 632.98
5. Universitas Diponegoro
rata-rata skor diterima: 627.51
6. Universitas Padjadjaran
rata-rata skor diterima: 628.38
7. Universitas Airlangga
rata-rata skor diterima: 626.38
8. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
rata-rata skor diterima: 614.18
9. Universitas Brawijaya
rata-rata skor diterima: 613.36
10. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
rata rata skor diterima: 605.18
Faktanya:
Data di atas berdasarkan SBMPTN 2019 lalu. Kriteria sulit ditembus mengacu pada nilai UTBK yang diterima pada PTN tersebut. Dari tahun ke tahun, PTN yang masuk daftar nggak banyak mengalami perubahan, terutama pada posisi 4 besar.
*Standar nilai dari urutan perguruan tinggi pada SBMPTN 2020 sangat mungkin berubah, tergantung pada performa pesertanya nanti.
Yang bisa kamu lakukan:
Data di atas bisa dijadikan salah satu referensi. Walau demikian, kamu harus tahu bahwa nggak ada yang namanya passing grade, ya. Semua tergantung: