Menteri Nasir Kaji Ulang Wacana Memajukan UTBK
Konten [Tampil]
Bandung - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir
mengkaji ulang wacana memajukan jadwal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK)
untuk masuk perguruan tinggi negeri
Sebelumnya wacana itu disambut protes. Misalnya lewat penggalangan
petisi di change.org dengan judul “Tolak Dimajukannya UTBK ke Semester 5.”
Petisi penolakan gagasan Devan Hadrian yang dilontarkan sepekan
lalu itu kini telah menjaring 94.751 tanda tangan hingga Selasa pagi, 20
Agustus 2019.
Dasar petisi itu wacana Menristekdikti Mohamad Nasir untuk
memajukan jadwal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2020. “Menurut saya,
langkah Kemenristekdikti ini kurang dipertimbangkan secara matang,” kata Devan
dalam tulisan di petisinya.
Dia menyampaikan beberapa alasan penolakan wacana Menteri itu yang
sebelumnya juga berwacana soal Rektor Impor. Pertama, siswa kekurangan waktu
persiapan untuk UTBK. Kedua soal kesiapan infrastruktur. Ketiga, persiapan
belajar UTBK akan bentrok atau bertumpuk dengan Ujian Nasional.
"Untuk mencegah hancurnya generasi penerus ini mohon jika
ingin membuat suatu kemajuan dalam sistem pendidikan tolong diseimbangkan dan
disesuaikan pada pada kami para pelajar Indonesia,” kata Diena Nur Basyithah
yang berkomentar di laman petisi.
Kepala Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Ravik Karsidi
enggan berkomentar soal polemik itu. Dia hanya menyampaikan beberapa penjelasan
Menristekdikti yang mutakhir soal wacananya itu, antara lain yang disebarkan
lewat https://www.instagram.com/infosbmptn_snmptn/?hl=id.
“Untuk UTBK, perlu saya sampaikan kepada para siswa untuk tidak
perlu khawatir akan wacana jadwal UTBK dimajukan, karena hal ini tidak akan
terjadi tahun ini,” ujar Nasir.
Jadwal UTBK, menurutnya, akan didiskusikan dengan para pimpinan
perguruan tinggi. Karena berdasarkan data, banyak lulusan SMA sederajat yang
berkualitas pada Desember dan Januari itu sudah diambil oleh perguruan tinggi
asing.
Nasir membandingkan sistem penerimaan mahasiswa baru di Indonesia
dengan di luar negeri. Menurutnya, penerimaan mahasiswa di luar negeri sudah
dimulai sekitar bulan Desember.
Proses ujian masuk perguruan tinggi sebelum murid SMA lulus telah
dilakukan di berbagai negara. Misalnya, kata dia, di Australia, Singapura, dan
Amerika Serikat. Namun demikian kebijakan UTBK ini akan dikaji terlebih dahulu
dengan melihat kesiapan sekolah dan perguruan tinggi.